Sebagai manusia, sudah selayaknya bisa berfikir. Bahkan gua
rasa itu harus. Karena manusia dianugerahi oleh Tuhan sebagai manusia yang
paling sempurna sekaligus. Bagaimana tidak sempurna. Akal dan hawa nafsu diciptakan
dalam satu tempat. Hanya manusia. Tak ada makhluk lain (Gua harap itu benar).
Di ibaratkan seperti air dan kayu bakar. Akal sebagai air
dan nafsu sebagai kayu bakar. Keduanya akan sangat berguna bila dimanfaatkan
dengan baik, pun tidak ada manfaatnya bila tak tau caranya. Air hanya digunakan
untuk minum lalu hilang dahaga, begitu seterusnya. Kayu, dibangun untuk
membangun rumah lalu selesai. Biasa saja. Namun ketika manusia berhasil dan
bisa menghadirkan atau menemukan api, lalu dipertemukannya keduannya. Air, kayu
bakar, api. Di dalam tungku perapian. Lalu air mendidih berembun menguap terus
sampai kering lalu terbakar dan tiba pada sang Akhirnya.
Kayu dan Air diatas tungku perapian. Air mendidih dan terus
menguap, lalu uap-uapnya menyatu dengan sang Penciptanya. Karena tujuan embun
diciptakan hanya karena ingin kembali pada penciptanya. Dan kita(manusia)
adalah embun yang menguap pada keterhilangan menuju Penciptanya.
Apa dan siapa si Api itu? Api itu adalah Kepercayaan.
Kepercayaan kita akan suatu yang penuh energi. Tempat semua enegi me re-charge. Tegas namun penuh
kasih sayang. Diacuhkan namun tak pernah mengacuhkan. Kau kasih Dia uang palsu.
Dia tetap menerima sampai pada saatnya kau sadar bagaimana caranya memberi
tanpa hakekat memberi itu sendiri.
Api itu merupakan kepercayaan. Kepercayaan yang ada pada
setiap insan di bumi ini. Kepercayaan yang ia simpan dalam hatinya. Tetapi
tumbuh dengan suasana yang sangat berbeda. Sehingga hasil dan penggunaanya pun
tidak sama.
Entah gua pun gak ngerti. Siklus macam apa ini. Kalo
temen-temen bingung mahaminnya. Bahkan gua yang nulis pun bingung. Cuman
pikiran liar ini kayanya sayang kalo gak di tulis. Rasa-rasanya akan ada aja
gitu gunanya, entahlah. Well. Itulah sekilas gambaran ketika ide liar berhasil
di tintakan. Eh bukan di tintakan deh, tapi di pensilkan. Ya gitulah pokonya
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca.