Selasa, 29 Maret 2016

Berfikir



Sebagai manusia, sudah selayaknya bisa berfikir. Bahkan gua rasa itu harus. Karena manusia dianugerahi oleh Tuhan sebagai manusia yang paling sempurna sekaligus. Bagaimana tidak sempurna. Akal dan hawa nafsu diciptakan dalam satu tempat. Hanya manusia. Tak ada makhluk lain (Gua harap itu benar).

Di ibaratkan seperti air dan kayu bakar. Akal sebagai air dan nafsu sebagai kayu bakar. Keduanya akan sangat berguna bila dimanfaatkan dengan baik, pun tidak ada manfaatnya bila tak tau caranya. Air hanya digunakan untuk minum lalu hilang dahaga, begitu seterusnya. Kayu, dibangun untuk membangun rumah lalu selesai. Biasa saja. Namun ketika manusia berhasil dan bisa menghadirkan atau menemukan api, lalu dipertemukannya keduannya. Air, kayu bakar, api. Di dalam tungku perapian. Lalu air mendidih berembun menguap terus sampai kering lalu terbakar dan tiba pada sang Akhirnya.

Kayu dan Air diatas tungku perapian. Air mendidih dan terus menguap, lalu uap-uapnya menyatu dengan sang Penciptanya. Karena tujuan embun diciptakan hanya karena ingin kembali pada penciptanya. Dan kita(manusia) adalah embun yang menguap pada keterhilangan menuju Penciptanya.

Apa dan siapa si Api itu? Api itu adalah Kepercayaan. Kepercayaan kita akan suatu yang penuh energi. Tempat  semua enegi me re-charge. Tegas namun penuh kasih sayang. Diacuhkan namun tak pernah mengacuhkan. Kau kasih Dia uang palsu. Dia tetap menerima sampai pada saatnya kau sadar bagaimana caranya memberi tanpa hakekat memberi itu sendiri.
Api itu merupakan kepercayaan. Kepercayaan yang ada pada setiap insan di bumi ini. Kepercayaan yang ia simpan dalam hatinya. Tetapi tumbuh dengan suasana yang sangat berbeda. Sehingga hasil dan penggunaanya pun tidak sama.


Entah gua pun gak ngerti. Siklus macam apa ini. Kalo temen-temen bingung mahaminnya. Bahkan gua yang nulis pun bingung. Cuman pikiran liar ini kayanya sayang kalo gak di tulis. Rasa-rasanya akan ada aja gitu gunanya, entahlah. Well. Itulah sekilas gambaran ketika ide liar berhasil di tintakan. Eh bukan di tintakan deh, tapi di pensilkan. Ya gitulah pokonya  

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca.