Minggu, 28 Januari 2018

Iseng ke Lampung



      

Aku memang tidak pernah merencanakan sama sekali liburan semester ini bisa ngelayab sampe ke Lampung. Berawal dari kunjunganku ke Cilegon untuk menjenguk saudara sepupuku yang baru saja melahirkan. Akhirnya ide untuk nyebrang ke Lampung pun datang. Hihihi.
Transportasi yang aku gunakan dari Cilegon ke Pelabuhan Merak adalah angkot (warna merah) dan membayar 10 ribu. Lalu turun di depan pintu pelabuhan untuk pejalan kaki dan para pengantar.Lalu memesan tiket dan masuk ke kapal. Hanya15ribu rupiah tiket kapal feri menuju Bakauheni dan sebaliknya.

Ini sebuah warning yang bersifat saran: jika kau belum pernah naik kapal sama sekali atau sudah pernah tapi sudah lama dan entah apa lupa rasanya, maka bersiap-siaplah menghadapi gliyeng gliyengnya kapal dan angin laut yang bisa saja - sangat bisa - membuatmu mabok tanpa minum alkohol (mabok laut). Bawalah obat pencegah atau pengobat mabok perjalanan. Tetapi dengan rasa senang yang datang karena excited terhadap sebuah pelayaran, bagiku mabok laut hanyalah alasan yang bisa disisihkan untuk tetap bisa menikmati sebuah pelayaran.
Pelayaran yang menyenangkan dan menyuguhkan pemandangan yang penuh sensasi adalah di waktu pagi menjelang terbitnya matahari dan di waktusore menjelang tenggelamnya matahari. Itupun jika cuaca tidak mendung tertutup awan hitam. Kita akan menyaksikan matahari pulang dan berangkat bekerja di penghujung mata memandang dari atas kapal dengan pandangan penuh pesona atau ya biasa aja. Tapi di luar dua waktu itu, pelayaran akan tetap menyenangkan jika kau dan aku berlayar bersama, pfffftt wekawekaweka.

Tujuan ku ke Lampung adalah sebuah perjalanan: menyeberangi lautan, menaiki kapal feri, menempuh jalur lintas Sumatera, mengenal pulau terbesar di Indonesia dan pulau terbesar keenam di dunia (menurut Wikipedia -sudah hiraukan saja bagian ini) dengan bahasanya yang campuran antara Bahasa Jawa dan Bahasa Lampung adapula Bahasa Minang.

Lalu tujuanku yang kedua adalah - ini agak idealis sih - menjadi travel writer. Seorang pelancong yang menyusuri tempat-tempat jauh di penjuru peta dengan biaya paling minimum namun pengalaman paling maksimum. Tentu saja kau harus pergi tanpa meninggalkan niatan merobek-robek dompet hidupmu bukan? Dak rencana perjalanan tampak tidak begitu aku hiraukan selain untuk menempuh jarak menempuh perjalanan. Maka aku tidak berharap mengunjungi tempat-tempat wisata yang disebut banyak orang dan mendapat tagar banyak di instagram: tempat liburan yang disetubuhi banyak pungutan disana-sini. Angkot, Kapal feri, bis, jalanan, potret pantai pinggir jalan (banget), perkampungan kecil di Lampung Selatan: merupakan wisata tersendiri bagiku dan bagi warung ku Warung Kata.

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca.